Ngeri, Serangan Israel ke Kamp Rafah, Banyak Warga yang Terbakar Hidup-hidup
Serangan Israel yang terjadi pada Ahad (26/5/2024) membuat kacau kamp pengungsian di Rafah.
JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Serangan Israel yang terjadi pada Ahad (26/5/2024) membuat kacau kamp pengungsian di Rafah. Aksi itu membakar tenda-tenda dan tempat penampungan yang reyot.Seorang warga Rafah, Bassam, mengatakan serangan di wilayah Rafah barat itu sangat menakutkan. Tidak ada yang bisa menghentikannya."Seluruh dunia menyaksikan Rafah dibakar oleh Israel dan tidak ada yang bisa melakukan apapun untuk menghentikannya," ungkapnya melalui aplikasi chat, dikutip dari laman France24 .
Dari rekaman yang dirilis oleh masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menunjukkan kacaunya situasi saat malam itu. Paramedis di dalam ambulans berlomba menuju lokasi serangan api dan mengevakuasi korban luka, termasuk anak-anak.Salah satu korban selamat, seorang wanita Palestina yang menolak disebutkan namanya juga memberikan kesaksiannya saat serangan terjadi. Saat itu ia baru selesai shalat magrib.
"Kami baru saja selesai shalat magrib. Anak-anak kami tertidur," kata wanita itu."Namun, tiba-tiba kami mendengar suara keras dan ada api di sekitar kami. Anak-anak berteriak, suara itu menakutkan," jelasnya.Perwakilan Pertahanan Sipil Palestina, Dr Muhammad al-Mughayer, membeberkan betapa menyeramkan kondisi saat itu. Banyak orang tua bahkan anak-anak terluka parah."Kami melihat mayat-mayat hangus dan anggota tubuh yang terpotong-potong. Kami juga melihat kasus amputasi, anak-anak, wanita, dan orang tua terluka," beber Dr Mughayer.
Dr Mughayer mengatakan upaya penyelamatan terhambat oleh kerusakan akibat perang dan dampak pengepungan Israel yang sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan."Ada kekurangan bahan bakar, ada jalan-jalan yang hancur, sehingga menghambat pergerakan kendaraan pertahanan sipil di wilayah sasaran tersebut. Ada juga kekurangan air untuk memadamkan api," tuturnya.Hingga saat ini lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Israel melancarkan operasi tersebut setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.(Net/Hen)
Tulis Komentar